Adsense

Jumat, April 30, 2010

Separuh Baya

Usia semakin merambat naik, sementara prestasi tetap belum mencorong. Apa saja sih yang sudah kulakukan? Rasanya kok belum berbuat yang berarti bagi keluarga maupun masyarakat.
Menjadi tua itu suatu kepastian. Tidak ada seorang pun yang sanggup menahan lajunya usia. Kulitlah sebagai pertanda. Di sana sini keriput mulai terlihat.
Ada orang yang seangkatan saya sudah jadi orang. Sebut saja Aa Gym, Iwan Fals, Rano Karno. Lalu dimana peran dan posisi M Fajar Irianto Ludjito?
Sengaja kutambahkan di belakang namaku nama ayahku. Biar orang seangkatan ayahku kenal aku. Maklumlah dulu ayahku punya nama di lingkungan IAIN dan Dep Agama. Dan kini anaknya, belum terdengar suaranya diblantika apa pun di nusantara ini.
Sayang kalau umur ini dilewatkan begitu saja tanpa ada prestasi yang bisa ditorehkan sebelum kumati.
Semoga Allah SWT meridhoi cita-citaku di masa separuh baya ini.

Minggu, April 18, 2010

Reuni SMA 2 angkatan 81

Jam menunjukkan pukul 12 siang, hari sabtu, tanggal 10 april 2010. Tempat Orange restaurant di citywalk, Jakarta. Sebagian kecil undangan kulihat sudah hadir. Biasa jam karet. Lambat laun semakin riuh.

Sebelum acara dimulai aku cari musholla, aku ingin shalat dhuhur dulu. Aku jumpa Zoharmen ketika mau ke musholla. Akhirnya dia ikutan juga cari musholla. Dia yakin musholla ada di basement lantai 3, lantai paling bawah.  Eh nggak tahunya di basement lantai 1. Naik lagi deh. Ini akibat malas bertanya sama pak satpam.

Selesai shalat langsung ke tempat acara. Ruang acara mulai dipenuhi para alumni. Langsung saja ikut antrian ambil menu makan siang. Lalu cari tempat duduk yg paling nyaman. Maklep, hidangan di piring perlahan masuk ke perutku. Nyam nyam, sedaaap. Thanks buat panitia, yang telah memilih tempat dan menunya oke punya.

Setelah makan siang, barulah acara inti dimulai. Yang jadi mc-nya sdr Poltak. Pertama kali sambutan dari sdr. Zarof, ketua alumni. Lalu disambung dengan pidato dari perwakilan alumni IPA dan IPS tentang suka duka (kesan-kesan) waktu dulu di SMAN 2.

Kulempar pandangan ke sekelilingku, kulihat postur tubuh para alumni yang pria, sudah mirip penampilan bos. Yang alumni wanita mirip ibu-ibu pejabat tingkat RT. Hehehe...

"Mana nih anak IPSnya..?" kataku.

"Tuh banyak!" kata si Nkong Yasan.

"Mana? Kalo ceweknya sih banyak."

Sayang seribu sayang aku nggak cuap-cuap sekedar memberi kultum (kuliah tujuh menit). Sadar diri aku. Kulihat memang antara yg Islam dan agama lainnya berimbang penganutnya di jajaran alumni. Rupanya panitia beranggapan Kultum tak layak disampaikan di forum temu alumni. Padahal menurutku, umur sudah setengah baya begini semestinya fokus perhatian tidak duniawi melulu, tapi berfokuslah juga ke kehidupan akhirat.

Untung aku sempat berdialog dengan sdr. Pujo tentang agama yang kami anut masing-masing. Dia beragama kristen. Aku bertanya padanya, "Anda beragama karena keturunan atau pilihan yang anda pilih dengan dasar pilihan yg matang?"

"Berdasarkan pilihan saya, dulu memang karena keturunan" katanya. "It;s Ok!" kataku.

Memang sudah selayaknya kita bertanya dalam hati, "Sudah benarkah agama pilihan saya ini? Apakah saya memilih agama yang saya anut ini bukan karena keturunan semata"

Yuk kita tengok dalam-dalam, agama yang kita anut ini, sudahkah agamaku ini benar-benar membawaku ke surga yang hakiki. SurgaNya Allah SWT. Kita mau jadi orang yg beriman atau kafir, pilihan di tangan kita sendiri. Allah membebaskan pilihan kita. Konsekuensi atas pilihan kita, tanggung jawab kita sendiri. Bisa jadi orangtuanya kafir, anaknya beriman. Atau sebaliknya.

Dan Allah hanya memberi hidayahNya, kepada manusia yang benar-benar (serius) ingin mendapatkan petunjuk-Nya.

Wassalam,
SangPenging@T